ROM
rom adalah kepanjangan dari read of memory rom itu sendiri merupakan bagian dari komputer yang terdiri dari chip semi konduktor yang hanya dapat dibaca saja!!! jadi dengan kata lain rom itu sendiri bersifat facum !!! atau hanya dapat diakses saja.
ROM
ROM kependekan dari Read Only Memory, yaitu perangkat keras pada komputer
berupa chip memori semikonduktor yang isinya hanya dapat dibaca. ROM tidak dapat
digolongkan sebagai RAM, walaupun keduanya memiliki kesamaan yaitu dapat
diakses secara acak (random). ROM berbeda dengan RAM. Perbedaan diantara
keduanya antara lain:
1. ROM tidak dapat diisi atau ditulisi data sewaktu-waktu seperti RAM.
Pengisian atau penulisan data, informasi, ataupun program pada ROM
memerlukan proses khusus yang tidak semudah dan se-fleksibel cara
penulisan pada RAM. Biasanya, data atau program yang tertulis pada ROM
diisi oleh pabrik yang membuatnya. Umumnya ROM digunakan untuk
menyimpan firmware, yaitu perangkat lunak yang berhubungan dengan
perangkat keras. Contoh ROM semacam ini adalah ROM BIOS. ROM BIOS
berisi program dasar sistem komputer yang berfungsi untuk mengatur dan
menyiapkan semua peralatan atau komponen yang ada atau yang terpasang
pada komputer saat komputer ‘dinyalakan/dihidupkan’.
2. Informasi/data/program yang tertulis pada ROM (isi ROM) bersifat permanen
dan tidak mudah hilang dan tidak mudah berubah walaupun komputer
‘dimatikan’ atau dalam keadaan mati (off). Sedangkan pada RAM, semua
isinya (baik berupa data, program atau informasi) akan hilang dengan
sendirinya jika komputer ‘dimatikan’ (dalam keadaan off).
3. ROM dapat menyimpan data tanpa membutuhkan daya. Itulah sebabnya data
dalam ROM tidak akan hilang walaupun komputer mati. Sedangkan RAM
membutuhkan daya agar dapat menyimpan data, jika RAM tidak mendapatkan
daya, dengan sendirinya tidak akan dapat menyimpan data. Hal inilah yang
menyebabkan data yang terdapat dalam RAM secara otomatis akan hilang bila
komputer mati (off).
4. ROM modern sering ditemukan dalam bentuk IC (Integrated Circuit), sama
seperti RAM yag wujudnya kebanyakan juga berupa IC. Teks atau kode yang
tertulis pada kedua jenis IC ini berbeda. IC ROM biasanya memiliki kode
tulisan (teks) 27xxx. Angka 27 menunjukkan kode untuk ROM, sedangkan
xxx menjunjukkan kapasitas ROM dalan satuan kilo bit.
Fungsi ROM
Seperti telah diungkapkan sebelumnya bahwa umumnya ROM digunakan untuk
menyimpan firmware. Pada perangkat komputer, sering ditemukan untuk menyimpan
BIOS. Pada saat sebuah komputer dinyalakan, BIOS tersebut dapat langsung
dieksekusi dengan cepat, tanpa harus menunggu untuk menyalakan perangkat media
penyimpan lebih dahulu seperti yang umum terjadi pada alat penyimpan lain selain
ROM.
Umumnya, pada media simpan lain, jika dieksekusi untuk dibaca isi atau datanya,
media simpan tersebut harus dinyalakan lebih dahulu sebelum dibaca, yang tentu saja
membutuhkan waktu agak lama. Hal seperti ini tidak terjadi pada ROM.
Pada komputer (PC) modern, BIOS disimpan dalam chip ROM yang dapat ditulisi
ulang secara elektrik yang dikenal dengan nama Flash ROM. Itulah sebabnya istilah
flash BIOS lebih populer daripada ROM BIOS.
Jenis ROM
Sampai sekarang dikenal beberapa jenis ROM yang pernah beredar dan terpasang
pada komputer, antara lain Mask ROM, PROM, EPROM, EAROM, EEPROM, dan
Flash Memory. Berikut ini disajikan uraian singkat dari masing-masing jenis ROM
tersebut.
PROM
PROM kependekan dari Programmable Read Only Memory. PROM adalah salah satu
jenis ROM, merupakan alat penyimpan berupa memori (memory device) yang hanya
bisa dibaca isinya. PROM memang tergolong memori non-volatile, artinya program
yang tersimpan di dalamnya tidak akan hilang walaupun komputer dimatikan (tidak
mendapatkan daya listrik). Program yang tersimpan di dalamnya bersifat permanen.
Biasanya digunakan untuk menyimpan program bahasa mesin yang sudah menjadi
bagian hardware (perangkat keras) komputer. Contohnya adalah program yang menstart
komputer ketika komputer baru dinyalakan (di-on-kan).
Program yang ada di dalam PROM diisi oleh pabrik pembuatnya. Pengisian program
ke dalam PROM menggunakan alat khusus bernama PROM burner, atau PROM
Writer Program atau informasi yang telah diisikan atau direkamkan ke dalam PROM,
tidak dapat dihapus lagi.
EPROM
EPROM kependekan dari Erasable Programmable Read Only Memory. EPROM
berbeda dengan PROM. EPROM adalah jenis chip memori yang dapat ditulisi
program secara elektris. Program atau informasi yang tersimpan di dalam EPROM
dapat dihapus bila terkena sinar ultraviolet dan dapat ditulisi kembali. Kesamaannya
dengan PROM adalah keduanya merupakan jenis ROM, termasuk memori nonvolatile,
data yang tersimpan di dalamnya tidak bisa hilang walaupun komputer
dimatikan, tidak membutuhkan daya listrik untuk mempertahankan atau menjaga
informasi atau program yang tersimpan di dalamnya.
Alat yang dapat digunakan untuk menghapus isi chip EPROM adalah UV PROM
eraser. Alat ini akan menyinarkan sinar ultraviolet ke memori tempat data disimpan
dalam chip EPROM (disinarkan tepat pada lubang kuarsa bening). Dengan demikian,
chip EPROM dapat digunakan kembali dan dapat diisikan informasi/program baru ke
dalamnya. Informasi lain menyebutkan bahwa alat yang dapat digunakan untuk
menghapus isi EPROM adalah EPROM Rewriter.
EEPROM
EEPROM kependekan dari Electrically Erasable Programmable Read Only Memory.
Seperti halnya PROM dan EPROM, EEPROM merupakan memori non-volatile.
Informasi, data atau program yang tersimpan di dalamnya tidak akan hilang walaupun
komputer dimatikan, dan tidak membutuhkan daya listrik untuk mempertahankan atau
menjaga informasi atau program yang tersimpan di dalamnya.
EEPROM adalah komponen yang banyak digunakan dalam komputer dan peralatan
elektronik lain untuk menyimpan konfigurasi data pada peralatan elektronik tersebut.
Kapasitas atau daya tampung simpan datanya sangat terbatas. Pada sistem hardware
komputer, chip EEPROM umumnya digunakan untuk menyimpan data konfigurasi
BIOS dan pengaturan (setting) sistem yang berhubungan dengannya.
EEPROM memiliki kelebihan tersendiri dibandingkan EPROM. EEPROM dapat
dihapus secara elektris menggunakan sinar ultraviolet, sehingga proses
penghapusannya lebih cepat dibandingkan EPROM. Penghapusan juga dapat
dilakukan secara elektrik dari papan circuit dengan menggunakan perangkat lunak
EEPROM Programmer. Alat yang dapat digunakan untuk menghapus isi EEPROM
disebut EEPROM Rewriter. Produk EEPROM versi awal, hanya dapat dihapus dan
diisi ulang kurang lebih sebanyak 100 kali. Sedangkan produk-produk terbaru dapat
dihapus dan diisi ulang (erase-rewrite) sampai ribuan kali (bahkan beberapa informasi
menyebutkan mampu sampai 100 ribu kali)
Flash Memory
Flash memory yang dikenal pula dengan sebutan memori flash, adalah memori sejenis
EEPROM yang memberikan banyak lokasi memori untuk dihapus atau ditulisi dalam
suatu operasi pemrograman. Flash memory tetap dapat menyimpan data tanpa
memerlukan penyediaan listrik. Penulisan ke dalam flash memori dapat dilakukan
dengan menggunakan alat yang disebut EEPROM Writer atau software yang dapat
menulisi Flash ROM. Sedangkan penghapusan datanya dapat dilakukan dengan
menggunakan alat yang disebut EEPROM Writer, atau langsung secara elektrik dari
papan sirkuit dengan menggunakan software Flash BIOS Programmer.
Memori jenis ini banyak digunakan dalam kartu memori, drive flash USB, kamera
digital, pemutar MP3, hingga telepon genggam.
BIOS dan ROM
BIOS memang berkaitan erat dengan ROM, sebab sebagian besar BIOS yang terdapat
di dalam perangkat keras komputer disimpan di dalam ROM, baik PROM, EPROM,
EEPROM, Flash ROM, ataupun jenis ROM lainnya. Namun, setelah tahun 1995,
EEPROM dan Flash Memory lebih banyak digunakan daripada jenis ROM lainnya
karena BIOS yang terdapat pada kedua jenis ROM ini mudah dihapus dan ditulisi lagi
sehingga membuka kemungkinan dilakukannya update BIOS. Update BIOS
seringkali diperlukan oleh para pengguna komputer karena beberapa alasan, antara
lain:
1. Untuk mendukung prosesor yang lebih baru, sebab pengguna komputer baru
saja mengganti prosesor yang lama dengan prosesor tipe baru untuk
mendapatkan kinerja yang lebih baik.
2. Untuk mendukung perangkat lain yang baru dipasangkan karena BIOS yang
lama belum memberikan dukungan pada perangkat tipe baru tersebut.
3. Adanya bug yang mengganggu pada BIOS yang lama.
4. Atau berbagai alasan lainnya.
Para produsen motherboard sering menyediakan BIOS versi baru untuk meningkatkan
kemampuan produk mereka atau untuk membuang bug-bug yang mengganggu.
Adanya bug-bug pada BIOS biasanya baru diketahui setelah BIOS tersebut dirilis.
Oleh karena itu BIOS yang ber-bug harus di-update dengan BIOS versi yang lebih
baru yang merupakan edisi perbaikan dari BIOS yang lama.
Proses update BIOS harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati. Proses update yang
tidak benar dapat mengakibatkan tidak berfungsinya motherboard (motherboard
mati), karena firmware yang digunakan untuk membantu proses booting (BIOS) tidak
dapat berfungsi. Kerusakan yang terjadi bukan kerusakan fisik komponen
motherboard, tetapi kerusakan software BIOS (firmware) yang ada pada EEPROM
atau Flash Memory.
Kebanyakan BIOS pada saat ini, memiliki sebuah region (lokasi) di dalam EEPROM
atau Flash Memory yang disebut dengan istilah Boot Block yang sengaja ‘dilindungi’
dan tidak dapat di-upgrade. Ketika komputer dinyalakan, Boot Block tersebut selalu
dieksekusi pertamakali. Kode dari Boot Block akan mem-verifikasi BIOS untuk
mengetahui apakah BIOS dalam kondisi normal atau rusak. Apabila BIOS dalam
kondisi normal (tidak rusak), komputer segera mengeksekusi BIOS itu sendiri.
Sebaliknya, bila ternyata BIOS mengalami kerusakan, maka boot block akan
menampilkan pesan di layar monitor agar pengguna komputer melakukan
pemrograman (pengisian) BIOS lagi dengan menggunakan versi BIOS yang sama
atau di-update dengan versi BIOS yang lebih baik. Program BIOS yang digunakan
untuk meng-update biasanya disimpan di dalam disket, di dalamnya tersimpan flash
memory programmer dan image BIOS.
ROM
ROM kependekan dari Read Only Memory, yaitu perangkat keras pada komputer
berupa chip memori semikonduktor yang isinya hanya dapat dibaca. ROM tidak dapat
digolongkan sebagai RAM, walaupun keduanya memiliki kesamaan yaitu dapat
diakses secara acak (random). ROM berbeda dengan RAM. Perbedaan diantara
keduanya antara lain:
1. ROM tidak dapat diisi atau ditulisi data sewaktu-waktu seperti RAM.
Pengisian atau penulisan data, informasi, ataupun program pada ROM
memerlukan proses khusus yang tidak semudah dan se-fleksibel cara
penulisan pada RAM. Biasanya, data atau program yang tertulis pada ROM
diisi oleh pabrik yang membuatnya. Umumnya ROM digunakan untuk
menyimpan firmware, yaitu perangkat lunak yang berhubungan dengan
perangkat keras. Contoh ROM semacam ini adalah ROM BIOS. ROM BIOS
berisi program dasar sistem komputer yang berfungsi untuk mengatur dan
menyiapkan semua peralatan atau komponen yang ada atau yang terpasang
pada komputer saat komputer ‘dinyalakan/dihidupkan’.
2. Informasi/data/program yang tertulis pada ROM (isi ROM) bersifat permanen
dan tidak mudah hilang dan tidak mudah berubah walaupun komputer
‘dimatikan’ atau dalam keadaan mati (off). Sedangkan pada RAM, semua
isinya (baik berupa data, program atau informasi) akan hilang dengan
sendirinya jika komputer ‘dimatikan’ (dalam keadaan off).
3. ROM dapat menyimpan data tanpa membutuhkan daya. Itulah sebabnya data
dalam ROM tidak akan hilang walaupun komputer mati. Sedangkan RAM
membutuhkan daya agar dapat menyimpan data, jika RAM tidak mendapatkan
daya, dengan sendirinya tidak akan dapat menyimpan data. Hal inilah yang
menyebabkan data yang terdapat dalam RAM secara otomatis akan hilang bila
komputer mati (off).
4. ROM modern sering ditemukan dalam bentuk IC (Integrated Circuit), sama
seperti RAM yag wujudnya kebanyakan juga berupa IC. Teks atau kode yang
tertulis pada kedua jenis IC ini berbeda. IC ROM biasanya memiliki kode
tulisan (teks) 27xxx. Angka 27 menunjukkan kode untuk ROM, sedangkan
xxx menjunjukkan kapasitas ROM dalan satuan kilo bit.
Fungsi ROM
Seperti telah diungkapkan sebelumnya bahwa umumnya ROM digunakan untuk
menyimpan firmware. Pada perangkat komputer, sering ditemukan untuk menyimpan
BIOS. Pada saat sebuah komputer dinyalakan, BIOS tersebut dapat langsung
dieksekusi dengan cepat, tanpa harus menunggu untuk menyalakan perangkat media
penyimpan lebih dahulu seperti yang umum terjadi pada alat penyimpan lain selain
ROM.
Umumnya, pada media simpan lain, jika dieksekusi untuk dibaca isi atau datanya,
media simpan tersebut harus dinyalakan lebih dahulu sebelum dibaca, yang tentu saja
membutuhkan waktu agak lama. Hal seperti ini tidak terjadi pada ROM.
Pada komputer (PC) modern, BIOS disimpan dalam chip ROM yang dapat ditulisi
ulang secara elektrik yang dikenal dengan nama Flash ROM. Itulah sebabnya istilah
flash BIOS lebih populer daripada ROM BIOS.
Jenis ROM
Sampai sekarang dikenal beberapa jenis ROM yang pernah beredar dan terpasang
pada komputer, antara lain Mask ROM, PROM, EPROM, EAROM, EEPROM, dan
Flash Memory. Berikut ini disajikan uraian singkat dari masing-masing jenis ROM
tersebut.
PROM
PROM kependekan dari Programmable Read Only Memory. PROM adalah salah satu
jenis ROM, merupakan alat penyimpan berupa memori (memory device) yang hanya
bisa dibaca isinya. PROM memang tergolong memori non-volatile, artinya program
yang tersimpan di dalamnya tidak akan hilang walaupun komputer dimatikan (tidak
mendapatkan daya listrik). Program yang tersimpan di dalamnya bersifat permanen.
Biasanya digunakan untuk menyimpan program bahasa mesin yang sudah menjadi
bagian hardware (perangkat keras) komputer. Contohnya adalah program yang menstart
komputer ketika komputer baru dinyalakan (di-on-kan).
Program yang ada di dalam PROM diisi oleh pabrik pembuatnya. Pengisian program
ke dalam PROM menggunakan alat khusus bernama PROM burner, atau PROM
Writer Program atau informasi yang telah diisikan atau direkamkan ke dalam PROM,
tidak dapat dihapus lagi.
EPROM
EPROM kependekan dari Erasable Programmable Read Only Memory. EPROM
berbeda dengan PROM. EPROM adalah jenis chip memori yang dapat ditulisi
program secara elektris. Program atau informasi yang tersimpan di dalam EPROM
dapat dihapus bila terkena sinar ultraviolet dan dapat ditulisi kembali. Kesamaannya
dengan PROM adalah keduanya merupakan jenis ROM, termasuk memori nonvolatile,
data yang tersimpan di dalamnya tidak bisa hilang walaupun komputer
dimatikan, tidak membutuhkan daya listrik untuk mempertahankan atau menjaga
informasi atau program yang tersimpan di dalamnya.
Alat yang dapat digunakan untuk menghapus isi chip EPROM adalah UV PROM
eraser. Alat ini akan menyinarkan sinar ultraviolet ke memori tempat data disimpan
dalam chip EPROM (disinarkan tepat pada lubang kuarsa bening). Dengan demikian,
chip EPROM dapat digunakan kembali dan dapat diisikan informasi/program baru ke
dalamnya. Informasi lain menyebutkan bahwa alat yang dapat digunakan untuk
menghapus isi EPROM adalah EPROM Rewriter.
EEPROM
EEPROM kependekan dari Electrically Erasable Programmable Read Only Memory.
Seperti halnya PROM dan EPROM, EEPROM merupakan memori non-volatile.
Informasi, data atau program yang tersimpan di dalamnya tidak akan hilang walaupun
komputer dimatikan, dan tidak membutuhkan daya listrik untuk mempertahankan atau
menjaga informasi atau program yang tersimpan di dalamnya.
EEPROM adalah komponen yang banyak digunakan dalam komputer dan peralatan
elektronik lain untuk menyimpan konfigurasi data pada peralatan elektronik tersebut.
Kapasitas atau daya tampung simpan datanya sangat terbatas. Pada sistem hardware
komputer, chip EEPROM umumnya digunakan untuk menyimpan data konfigurasi
BIOS dan pengaturan (setting) sistem yang berhubungan dengannya.
EEPROM memiliki kelebihan tersendiri dibandingkan EPROM. EEPROM dapat
dihapus secara elektris menggunakan sinar ultraviolet, sehingga proses
penghapusannya lebih cepat dibandingkan EPROM. Penghapusan juga dapat
dilakukan secara elektrik dari papan circuit dengan menggunakan perangkat lunak
EEPROM Programmer. Alat yang dapat digunakan untuk menghapus isi EEPROM
disebut EEPROM Rewriter. Produk EEPROM versi awal, hanya dapat dihapus dan
diisi ulang kurang lebih sebanyak 100 kali. Sedangkan produk-produk terbaru dapat
dihapus dan diisi ulang (erase-rewrite) sampai ribuan kali (bahkan beberapa informasi
menyebutkan mampu sampai 100 ribu kali)
Flash Memory
Flash memory yang dikenal pula dengan sebutan memori flash, adalah memori sejenis
EEPROM yang memberikan banyak lokasi memori untuk dihapus atau ditulisi dalam
suatu operasi pemrograman. Flash memory tetap dapat menyimpan data tanpa
memerlukan penyediaan listrik. Penulisan ke dalam flash memori dapat dilakukan
dengan menggunakan alat yang disebut EEPROM Writer atau software yang dapat
menulisi Flash ROM. Sedangkan penghapusan datanya dapat dilakukan dengan
menggunakan alat yang disebut EEPROM Writer, atau langsung secara elektrik dari
papan sirkuit dengan menggunakan software Flash BIOS Programmer.
Memori jenis ini banyak digunakan dalam kartu memori, drive flash USB, kamera
digital, pemutar MP3, hingga telepon genggam.
BIOS dan ROM
BIOS memang berkaitan erat dengan ROM, sebab sebagian besar BIOS yang terdapat
di dalam perangkat keras komputer disimpan di dalam ROM, baik PROM, EPROM,
EEPROM, Flash ROM, ataupun jenis ROM lainnya. Namun, setelah tahun 1995,
EEPROM dan Flash Memory lebih banyak digunakan daripada jenis ROM lainnya
karena BIOS yang terdapat pada kedua jenis ROM ini mudah dihapus dan ditulisi lagi
sehingga membuka kemungkinan dilakukannya update BIOS. Update BIOS
seringkali diperlukan oleh para pengguna komputer karena beberapa alasan, antara
lain:
1. Untuk mendukung prosesor yang lebih baru, sebab pengguna komputer baru
saja mengganti prosesor yang lama dengan prosesor tipe baru untuk
mendapatkan kinerja yang lebih baik.
2. Untuk mendukung perangkat lain yang baru dipasangkan karena BIOS yang
lama belum memberikan dukungan pada perangkat tipe baru tersebut.
3. Adanya bug yang mengganggu pada BIOS yang lama.
4. Atau berbagai alasan lainnya.
Para produsen motherboard sering menyediakan BIOS versi baru untuk meningkatkan
kemampuan produk mereka atau untuk membuang bug-bug yang mengganggu.
Adanya bug-bug pada BIOS biasanya baru diketahui setelah BIOS tersebut dirilis.
Oleh karena itu BIOS yang ber-bug harus di-update dengan BIOS versi yang lebih
baru yang merupakan edisi perbaikan dari BIOS yang lama.
Proses update BIOS harus dilakukan dengan cermat dan hati-hati. Proses update yang
tidak benar dapat mengakibatkan tidak berfungsinya motherboard (motherboard
mati), karena firmware yang digunakan untuk membantu proses booting (BIOS) tidak
dapat berfungsi. Kerusakan yang terjadi bukan kerusakan fisik komponen
motherboard, tetapi kerusakan software BIOS (firmware) yang ada pada EEPROM
atau Flash Memory.
Kebanyakan BIOS pada saat ini, memiliki sebuah region (lokasi) di dalam EEPROM
atau Flash Memory yang disebut dengan istilah Boot Block yang sengaja ‘dilindungi’
dan tidak dapat di-upgrade. Ketika komputer dinyalakan, Boot Block tersebut selalu
dieksekusi pertamakali. Kode dari Boot Block akan mem-verifikasi BIOS untuk
mengetahui apakah BIOS dalam kondisi normal atau rusak. Apabila BIOS dalam
kondisi normal (tidak rusak), komputer segera mengeksekusi BIOS itu sendiri.
Sebaliknya, bila ternyata BIOS mengalami kerusakan, maka boot block akan
menampilkan pesan di layar monitor agar pengguna komputer melakukan
pemrograman (pengisian) BIOS lagi dengan menggunakan versi BIOS yang sama
atau di-update dengan versi BIOS yang lebih baik. Program BIOS yang digunakan
untuk meng-update biasanya disimpan di dalam disket, di dalamnya tersimpan flash
memory programmer dan image BIOS.